Aku berdiri di tenganh keramaian kota,, begitu ramainya,, seakan-akan membuat keadaan begitu sumpek dan menyebalkan, panasnya terik matahari seakan-akan menguras keringatku yang membasahi di seluruh tubuhku, keadaan kota yang begitu padat dengan penduduk, menjadikan kota ini begitu ramai, begitu ramainya banyak orang-orang yang berlalu lalang disini, banyak juga pedagang-pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, dan juga aku sungguh terharu melihat keadaan anak-anak jalanan yang begitu banyak nya dan mereka tidak mendapatkan pendidikan sekolah selayaknya anak-anak yang lainnya.
Ketika aku melihat disana rasa haru menyatu dalam tubuh ku, aku menyaksikan beberapa anak kecil yang mungkin berumuran sekitar 5 tahun.Dia hanya mampu berbaring tak berdaya di pinggir jalan sedang meminta-minta belasa kasihan kepada mereka yang melewati jalan tersebut, kenapa tega orang tuanya membiarkan anak itu terlantar di jalanan, dengan tidak mampunya keadaan dia yang menjadikan demikian. Rasa sakit yang ada pada anak tersebut entah dapat di sembuh kan atau tidak,, dia hanya bisa pasrah,, dan akupun mendekatinya, menyapanya, dan bertanya alasan apa dia demikian, dan ternyata kemudian jawab si anak tersebut,, kak, aku ingin sekali bisa seperti anak-anak yang lainnya, dapat memiliki fasilitas yang layak, dan aku ingin sekali sekolah seperti anak-anak yang lainnya, bisa bermain dengan temen-teman sebaya saya, orang tua saya tidak mempunyai apa-apa kami hanya bisa makan dari belas kasihan orang-orang yang berlalu lalang disini. saya sudah ga punya ayah,, saya hanya hidup berdua dengan ibu saya, dan sekarang ibu saya juga demikian kesehatan fisiknya tidak normal separeti orang lain. sebetulnya saya sudah berusia 10tahunan, karenak keadaan fisik saya tidak normal maka terlihat seperti anak yang masih berusia 5thunan.” dengan rasa haru tersentak hatiku tergugajh untuk membawa anak itu ke pantiasuhan, dalam hati juga masih bertanya-tanya apakah anak ini mau dan apakanh pihak dari pantiasuhan itu dapat menerima anak tersebut, tapi akan aku lakukan semaksimal mungkin untuk membantu anak tersebut, aku sunggu tidak tega melihat anak itu sendirian,, tersentak lagi ketika aku melihat keadaan ibunya di samping gerobak butut, ibunya hanya bisa terdiam tanpa kata, dia hanya bisa menatap dengan penuh tatapan yang kosong. Astagfirulahalazim Ya Allah spontan aku mengucap kalimat itu dari mulutku, ga menyangka penderitaan anak dan ibu itu begitu berat. mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang layak untuk di huni, ga ada satu pun keluarga dari mereka yang mau mengakuinya. Tak terasa tetesan air mata jatuh di pipiku, aku tak tega melihat nya, sungguh tak tega.
Inilah keadaan yang terjadi di negri ini, banyak sekali anak-anak yang putus sekolah, banyak sekali pengamen-pengamen jalanan, yang tak selayaknya mereka lakukan, dan juga makin meningkatnya kriminalitas, penipuan, pembunuhan bermutilasi, entah Hukum di negri ini masih berjalan atau tidak. Seakan-akan mereka sudah melechkan hukum yang ada.
Apakah mereka yang diatas kaum pejabat pemerintah tidak sedang tunduk menyaksikan jeritan hati rakyatnya, egoiskah mereka yang tengah berada di atas bahkan tak pernah mau peduli dengan keadaan putra putri bangsa ini. ingat dulu sebelum ada krisis moneter mungkin keadaan ini jauh lebih berbeda. Semakin meningkatnya dan semakin moderenya namun semua tak bisa membawa ke dalam kebangkitan dunia.
inilah ujian terbesar yang dirasakan kita semua. ada yang senang, susah, semua tercampur aduk menjadi satu, kacau, tak bisa mewujudkan kedamaian yang nyaman, pasti nya selalu saja terjadi perselisihan. tauran antar mahasiswa, tauran antara pihak aparat dan keamananya juga. sungguh di luar dugaan semua terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar